Friday, December 23, 2011

Tweaking the Tulip

Menyambung diskusi mengenai Tulip berikut saya repost tulisan Justin Taylor dari the Gospel Coalition.

Despite the number in common, the “five points of Calvinism” (TULIP) don’t come from the Decision of the Synod of Dordt on the Five Main Points of Doctrine in Dispute in the Netherlands (more popularly known as simply the Synod of Dort, 1618-1619).

Thursday, December 22, 2011

Prophetic Imagination

Walter Brueggemann is the William Marcellus McPheeters Professor of Old Testament at Columbia Theological Seminary in Decatur, Georgia. He has devoted his life to a passionate exploration of Old Testament theology, with an emphasis on the relation between the Old Testament and the Christian canonical works, the origins and history of Christian doctrine, and the dynamics of Jewish-Christian interactions. An unequaled passion for his subject has resulted in the publication of more than 58 books, and hundreds of articles.

Now watch in the room with Walter Brueggemann.

Tuesday, December 6, 2011

Friday, November 4, 2011

180

Jika anda menolak keras Holocaust, mengapa anda bersikap netral terhadap atau bahkan mendukung aborsi. Pilihan adopsi di atas aborsi patut dipertimbangkan.

Monday, October 31, 2011

Antara Calvin dan Tulip

















Reformasi adalah peristiwa bersejarah yang terjadi hampir 500 tahun silam, persisnya 494 tahun, memperingati hari Martin Luther memasang 95 pokok pemikiran/tesisnya di pintu gerbang (dulu berfungsi sebagai semacam papan informasi) Gereja Wittenberg. Satu hal dari sekian banyak kejadian setelah itu, yang saya syukuri sedalamnya ialah penyingkapan kebenaran oleh para tokoh Reformasi. Ketegasan dan keberanian mereka luar biasa; sebuah perjuangan yang amat berharga dan patut dikenang.

Friday, September 16, 2011

Kumpulan cerpen banget (2)

Sehabis nonton face-off
Ada seraut wajah di wajahku yang tak kukenal.

Nasib seorang penggosip
Kata-kata yang keluar dari mulutnya menjelma ular beludak yang kemudian memagut lehernya sendiri.

Ziarah ke makam seorang computer geek
Pada batu nisannya terukir: norman van beek, fatal error occured, 1978-2010.

Cermis (Cerita Misteri)

Soeti
Ia merasa amat kehilangan sahabatnya, Soeti, yang baru meninggal akibat bunuh diri. Malam itu ia memijit nomornya pada ponsel.
Halo, Soeti…?
Ya.
Dan mereka pun ngobrol sampai pagi.

Mimisan
Darah menetes dari hidungnya yang mungil. Mula-mula hanya berupa butir-butir merah jatuh menitik. Tapi lama-kelamaan darah itu mengalir dengan deras hingga memenuhi setiap sudut rumahku, menembus ke luar hingga ke jalan-jalan. Dalam sekejap saja kota Etobicoke tergenang darah. Maka Ia pun berenang-renang kegirangan.

Senyum-senyum
Putriku duduk tegak di kursi lab
Menunggu jarum suntik menembus kulitnya
Akhirnya, Cus… darahnya mengalir masuk ke botol
“Oh, my dear, she is smiling,” kata tukang suntik itu.

Aku bertanya:
Kok kamu senyum-senyum sih, emang nggak sakit?
Nggak tuh.

Lalu ia menggigit jari manisnya sendiri
Mengunyahnya seperti sedang makan permen karet
Hingga tinggal separuh, Ia masih saja senyum-senyum.

Kumpulan cerpen banget (1)

Termangu menatap senja
Ia hanya bisa berharap kalau suatu hari tunangannya pulang, amplop berisi senja itu dapat ia tunjukkan padanya.

Pengunjung Gereja
Lelaki culun itu duduk di paling pinggir baris ketiga dari depan. Tertunduk saja seperti sedang membaca sesuatu. Namun setiap kali pengkotbah itu membuka mulutnya menebar kata-kata, ia menangis, dan air matanya coba dihapusnya dengan sapu tangan kumal yang ditarik dari saku bajunya. Di tengah kotbah ia berdiri dari tempat duduknya, lalu pergi keluar begitu saja. Jalannya terseok-seok dan sejak itu aku tak pernah melihatnya lagi…

Mustang
Mobil mustang berwarna hitam yang diparkir di samping mobilku itu selalu bersih dan mengkilap even di musim salju seperti ini. Kemarin kulihat pemiliknya dengan senyum yang angkuh – bibirnya dimiringkan – masuk ke mobil itu. Pergi entah ke mana. Kira-kira pukul 11 pagi, aku ngintip ke luar lewat jendela. Jalan di depan rumah becek oleh salju yang sebagian lumer dan bercampur tanah. Dan mobil-mobil yang nongkrong di tempat parkir depan rumahku kotor-kotor, the kill and the kummel semuanya. Tak lama kemudian, mobil mustang berwarna hitam itu datang. Kulihat putaran roda-rodanya menepak-nepak lumeran es di jalan. Tapi aneh sekali. Mobil itu tetap bersih dan mengkilap.

Protes
Pernah terjadi di salah satu hari di musim panas tahun lalu, buku-buku dalam rak bukuku melakukan protes. Mereka tak mau lagi diambil lebih-lebih dibaca. Ada yang selalu menghindar ketika mau ditarik. Ada juga yang sengaja menjatuhkan diri ke lantai. Untuk mencari jalan keluar, aku menawarkan jalur dialog. Pakai teknik mendengarkan dan empati yang pernah kupelajari di kampus dulu. Akhirnya aku tahu, permintaan mereka sebenarnya tidak aneh-aneh: cinta yang tak bersyarat.

Makan kitab ini
Sang rasul memandang kitab itu cukup lama. Suara malaikat: makanlah dia! Pelan-pelan ia memamahnya, mulai dari halaman pertama hingga akhir, habis tak bersisa. Lalu sambil menahan serdawanya, ia pun bertanya, “bisa nambah nggak?”

Poem (1)

Gambar hati di langit
Langit membangunkannya dari tidur.
Saat itu langit begitu putih bagai selembar kertas.
Tak lupa ia memungut pinsil dari bawah meja belajarnya,
menggambar sepotong hati.
Itulah sebabnya sampai hari ini ada gambar hati di langit.

Tiga puluh lima tahun kemudian
Kucari gambar hati di langit yang pernah kuukir dulu. 
Ah, kau masih juga di sana.  

(2010)

Preman

Selama ini saya mengira bahwa preman hanya bisa dijumpai di inner city, daerah-daerah gelap, atau penjara-penjara. Setidaknya itu image yang terbentuk pada saya. Tapi saya keliru. Para preman ternyata juga suka ngumpul di rumah-rumah ibadah. Penginjil Lukas pernah mencatat hal itu. Coba Anda baca buku Kisah Para Rasul 6:9. Di sana ada kelompok orang yang dipanggil Libertini, orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. Terjemahan lain dari Libertini ialah freedman, atau free man yang dalam bahasa Indonesia dibaca preman. Apakah kelakukan preman dalam konteks Kisah Para Rasul sama dengan kelakuan preman yang saya sebutkan tadi? Tentu saja berbeda. Akan tetapi, jika kita memperbandingkan mereka dari segi mentalitas dan kelakuan, maka hasilnya tak akan jauh berbeda. Mereka tak segan-segan menghasut, mengarang cerita bohong, mengadu domba, merusak nama baik orang lain.

Dalam pengalaman saya berjemaah, saya pun menjumpai preman-preman berkeliaran dalam gereja. Sempat ketika saya melayani di salah satu gereja, seorang yang setahu saya anggota lama menyambut saya dengan ramah, kemudian menceritakan keburukan-kelemahan pendetanya sendiri. Mula-mula saya merasa tersanjung, kok ia sudi berbagi rasa dengan saya? Siapa tahu saya bisa menjadi hero di sini, bisa memperbaiki keadaan, dst. Tapi syukurlah saya keburu sadar. Jika saya ladeni ia, hubungan saya dengan pendeta tersebut bisa retak. Saya tengah diadu domba. Preman-preman berbaju religius* ini pun saya temui di rapat-rapat Majelis Jemaat. Memang mereka tidak menodong, merampok, atau memeras orang lain. Ya, tak sevulgar itu atuh. Mereka hanya menebar sedikit kebencian pada orang-orang yang ingin mereka singkirkan. Mereka masih menceritakan kebenaran kok, meski hanya sepotong. Ada juga dari mereka yang berani membisikkan ancaman, kadang-kadang malah sogokan. Jadi, dari penampilan luar saja, kita tak akan segera mengenali kepremanan atau kebanditan mereka. Boleh jadi, mereka amat menawan serta membujuk hati. Karena itu, meminjam kata polisi bertopeng di salah satu program tivi Indonesia: Waspadalah! Waspadalah!

Nyamuk gergasi




















Memandangi hijau rumput yang baru diguyur air,
yang berkilapan oleh sorot cahaya mentari pagi,
membuatku teringat kisah menjelang tidur yang dulu
sempat kau sampaikan.

“Di sana, di dunia serba hijau,
hiduplah nyamuk-nyamuk gergasi…”

Dan belum apa-apa aku pun sudah mulai bergidik.

“Kau tahu aku tak pernah suka pada nyamuk,
apalagi yang namanya nyamuk raksasa. 
Apa mereka suka makan orang?”

Nyamuk-nyamuk itu untungnya tak menggigit atau
menghisap darah siapapun.
Hanya terbang lepas,
menclok sana, menclok sini,
di spot rumput kesukaan mereka.
Biasanya memang mereka memilih yang hijau, 
lebat dan padat seperti karpet.

Pada suatu senja aku memberanikan diri
mendekati salah satu dari mereka.
Ia nampak sibuk dengan sesuatu.
Aku mencoba menyorongkan kepala lebih dekat padanya.
"Seperti apa sih rupanya," batinku.
Tiba-tiba saja, tanpa memberi aba-aba, ia menengok.
Aku kaget setengah mampus.
Matanya yang menjorok keluar itu mengamat-amati 
dari ujung rambut sampai ujung kukuku.
Lalu untuk alasan yang tak sempat kulacak,
dan seolah mendapat kepuasan,
ia memberi senyumnya padaku. "What's that!?"
Kau tahu, dan dunia tahu, bahwa 
nyamuk tak punya bibir; nyamuk itu monyong.
Bagaimana bisa ia tersenyum?
Meski begitu, ia telah melakukannya.
Barangkali ia satu-satunya yang bisa. 

Kuakui sejak itu aku merasa akrab dengannya.
Sekat-sekat yang pernah memisahkan kita
gugur satu demi satu.

Ia mengajakku pergi berkenalan dengan kawanannya.
Pergi bersamanya ke suatu tempat yang tak kukenal,
yang bahkan tak pernah mampir dalam mimpi-mimpi malamku.
Luapan bahagia membasahi sekujur tubuhku.
Tak terasa aku pun menjelma nyamuk gergasi
yang sanggup terbang jauh dan lepas.
Dan bersama mereka
kujelajahi dunia yang baru,
dunia serba hijau.

Celaka dua belas!
Aku lupa memberitahu istri dan anak-anakku akan kepergianku ini.

Wednesday, September 14, 2011

Hentikan komoditisasi gereja!



















Gereja-gereja di manapun berada harus mendengarkan baik-baik seruan profetik Brueggemann ini. Kehadiran kita di dunia akan membawa berkat atau tidak, patut diperhatikan atau tidak, akan turut ditentukan oleh kelakuan kita dalam bergereja dan bermasyarakat. Apakah yang sedang kita karyakan saat ini sekadar buat unjuk kuasa, pamer kekayaan, main retorika atau sungguh merupakan upaya menunaikan tugas ibadah kita kepada Yahweh, yakni melaksanakan keadilan?

Mari bersama kita hentikan komoditisasi agama/gereja! Sebaliknya, majukanlah kesejahteraan rakyat di mana kita berada!

Faith with a price
Walter Brueggemann
The Other Side, July/Aug 1998.

Tuesday, September 13, 2011

Kiprah dan kehidupan sehari-hari John Stott

Artikel dari John Yates mengenai kiprah John Stott - warisan kerendahan hati dan pelayanan yang patut kita kenang dan teruskan pada generasi kita selanjutnya.

Pottering and Prayer 
As John Stott turns 80, he still finds weeds to pull, birds to watch, and petitions to make 
John W. Yates III 

That first morning, as I walked into John Stott's bedroom (my office during daylight hours), I found his 10-page, handwritten manuscript on my desk with a note: "This is an interview for a book written for single people in their 20s. Could you give me your feedback on what I've said, and suggest any changes to make it more interesting or relevant?" Not certain the thoughts of this 21-year-old were of any value, I nevertheless carefully read through the manuscript and listed several suggested additions, deletions, and modifications. The next morning, there again on my desk was the manuscript and a note: "What do you think now?" The interview had been rewritten—and every single suggestion employed. Britain's world-renowned, 75-year-old writer and teacher had consented to every piece of advice from a recent college graduate on his first day of work.

Berkebun itu sehat





















Wendell Berry dalam bukunya The Art of the Common Place menulis:
Only by restoring the broken connections can we be healed. Connection is health. And what our society does its best to disguise from us is how ordinary, how commonly attainable, health is. We lose our health – and create profitable diseases and dependencies – by failing to see the direct connections between living and eating, eating and working, working and loving. In gardening, for instance, one works with the body to feed the body. The work, if it is knowledgeable, makes for excellent food. And it makes one hungry. The work thus makes eating both nourishing and joyful, not consumptive, and keeps the eater from getting fat and weak. This is health, wholeness, a source of delight. And such a solution, unlike the typical industrial solution, does not cause problems. 
Telah lama saya tidak bergaul dengan tanaman di rumah. Dua hari ini saya mulai bersentuhan lagi dengan mereka, berdoa bersama, bermain dengan rumput, tanah, dan air. Kesibukan seringkali menjadi alasan yang saya buat-buat untuk tak memedulikan diri saya sendiri dan ciptaan Tuhan.

Jika Tuhan menghendaki dan memberkati, saya ingin bisa melakukan gardening secara rutin. Setuju dengan Berry, pengalaman berkebun memberikan saya re-connection dengan tumbuh-tumbuhan, dengan siklus alami kehidupan. Saya dapat merasakan kembali betapa satunya diri saya dengan tanah. Mungkin itu sebabnya Alkitab menulis bahwa kita dicipta dari tanah dan akan kembali padanya.

Saya tidak tahu pasti apakah dengan melakukan tugas ini secara disiplin, saya akan menjadi lebih sehat dari sebelumnya atau tidak, tapi rasanya the chances are good. Living and eating, eating and working, working and loving. Maukah Anda ikut mencoba?

Thursday, September 8, 2011

Kerendahan hati yang tidak perlu dibuat-buat

Kita tahu dari pengamatan sehari-hari bahwa kerendahan hati tak selalu genuine; ada yang dibuat-buat. Kita juga tahu orang besar, terkemuka, tak mudah rendah hati. Katanya, orang besar tidak mengurus hal-hal kecil dan sepele. Orang besar hanya peduli hal-hal besar.

Tidak begitu dengan John Stott. Ia baru saja pulang ke rumah Bapa surgawi pada 27 Juli yang lalu. Namun warisan yang ia tinggalkan takkan lenyap bersama dengan kepulangannya. Satu dari sekian banyak warisan Uncle John yang akan saya kenang sepanjang masa ialah kerendahan hatinya. Kesaksian pendek di bawah ini saya temukan somewhere dialami oleh Rene Padilla, seorang teolog Amerika Latin.

On the previous night we had arrived in Bariloche, Argentina, in the middle of heavy rain. The street was muddy and, as a result, by the time we got to the room that had been assigned to us our shoes were covered with mud. In the morning, as I woke up, I heard the sound of a brush—John was busy, brushing my shoes. "John!," I exclaimed full of surprise, "What are you doing?" "My dear René," he responded, "Jesus taught us to wash each other's feet. You do not need me to wash your feet, but I can brush your shoes."

Hari ini makin banyak gereja-gereja Evangelical melakukan washing feet sebagai kegiatan simbolik. Saya berharap kegiatan tersebut tak berhenti pada ritualisme belaka melainkan berlanjut menjadi layanan nyata bagi orang lain. You do not need me to wash your feet, but I can brush your shoes. . . I can share my food with you, I can help you through these challenges, and so on.

Thursday, July 21, 2011

Pemeliharaan yang bersahaja


















Jika Tuhan dapat memelihara bangsa Israel melewati terik-gersangnya padang gurun Sinai dengan manna dan puyuh, tidak heran Ia pun bisa memelihara nabi Elia melewati padang gurun Gilead. Di tengah kekeringan Elia menikmati kebaikan Tuhan, hidangan di padang gurun. Burung-burung gagak dikirim oleh Tuhan untuk memberikan layanan delivery gratis baginya, bahkan tanpa ia perlu membayar tips. Begitu air di sungai kecil itu mengering, pemeliharaan Tuhan datang dengan cara lain. Tuhan menyuruh Elia ke kota Sarfat di Sidon. Ia taat, ia pergi, dan ia selamat.

Friday, July 15, 2011

Gereja dan seni
















Berikut ini kutipan yang sangat menantang mengenai seni dan perannya dalam mengomunikasikan Injil.

The Church needs artists because without art we cannot reach the world. The simple fact is that the imagination 'gets you,' even when your reason is completely against the idea of God. "Imagination communicates," as Arthur Danto says, "indefinable but inescapable truth." Those who read a book or listen to music expose themselves to that inescapable truth. There is a sort of schizophrenia that occurs if you are listening to Bach and you hear the glory of God and yet your mind says there is no God and there is no meaning. You are committed to believing nothing means anything and yet the music comes in and takes you over with your imagination. When you listen to great music, you can't believe life is meaningless. Your heart knows what your mind is denying. We need Christian artists because we are never going to reach the world without great Christian art to go with great Christian talk.
          - Timothy J. Keller

Thursday, July 14, 2011

Tantangan terbesar seorang pastor terdapat di hatinya














 

Artikel ini mengingatkan betapa perlunya pastor - terutama saya - menjalani hidup pertobatan setiap hari. Jika anda seorang Kristen dan berjemaat di salah satu gereja, jangan abai mendoakan pastor anda.

SoulWork
The Most Risky Profession
Why you need to pray desperately for your pastor.
Mark Galli | posted 7/14/2011 10:04AM

Friday, June 3, 2011

Percikan permenungan: Cinta


















Cinta yang sakit membuat sang pencinta merendahkan, membenci, menafikan orang lain.

Sebagai manusia biasa mencintai seseorang itu wajar, tapi kalau cinta kita membutakan, dan kita tak bisa lagi menemukan keterbatasan-falibilitas orang yang kita cintai, maka sebenarnya cinta kita telah berubah menjadi kegilaan. Tak heran, ada orang nekad membunuh orang lain, termasuk dirinya sendiri, demi nama cinta.

Meskipun telah diberitahu, alih-alih berubah haluan, orang fanatik justru menambah kecepatan.

Cinta Yesus menyanggupkan kita mencintai siapapun tanpa terkecuali. Hal ini mungkin karena cinta yang kita terima darinya menjelma sebagai mata air cinta, mengisi ruang-ruang kosong dalam hati kita hingga penuh dan meluap keluar tak terbendung.

Love is a willingness to hold space for sadness and discomfort. Love weeps. // Cinta adalah kesediaan membuka ruang bagi kesedihan dan kegalauan. Cinta meratap.

Monday, May 16, 2011

The Pastor

Pastors' pastor Eugene is interviewed for PBS, Religion and Ethics Newsweekly. I hope you can pick some pastoral wisdom in this short video. May the Lord bless you richly!


Monday, May 9, 2011

Mother's Day

Every time I heard a woman delivered a baby, I remembered the passage in Paul's letter to Timothy, "But women will be saved by the Childbearing." And of course, what Paul meant by that was not just women whom will be saved that way but also men. Through bearing the Son of God, Mary, the chosen woman, had been a channel of God's blessing upon the world, for you and me. Happy mothers day, Momma...

Watch this hilarious skit!

Friday, May 6, 2011

laki-laki dan perempuan
















dalam alkitab ada tertulis laki-laki berasal dari debu/tanah, dan perempuan berasal dari tulang rusuk laki-laki. kebenaran ini paling jelas diaplikasikan terutama dalam upacara penguburan. kepada jenasah laki-laki, si pendeta berkata, "dari debu-tanah kembali ke debu-tanah ..." nah, pertanyaan saya, kenapa pada jenasah perempuan kita tak pernah mendengar si pendeta berkata, "dari tulang rusuk laki-laki kembali ke tulang rusuk laki-laki"?

menurut saya, dengan menggunakan words of committal yang sama: "dari debu/tanah kembali ke debu/tanah" baik untuk jenasah perempuan maupun laki-laki, dan setahu saya praktik ini sudah dilaksanakan sejak dahulu kala, sebenarnya memperlihatkan bahwa dari mula gereja sudah mengakui laki-laki dan perempuan dicipta equal, bahwa kita berasal dari bahan dan akan menuju keadaan akhir yang sama: debu/tanah, dan bahwa kita ini, laki-laki dan perempuan, sama-sama artwork-nya allah. tulang rusuk lebih menggambarkan relasi intim di antara mereka. st. augustine, kalau saya tidak keliru, pernah menafsir kata tulang rusuk sebagai bagian tubuh yang berada paling dekat dengan hati.

Saturday, April 23, 2011

Bekas luka Yesus

Sebuah puisi untuk direnungkan di hari Tri Suci. Puisi ini digubah oleh Edward Shillito (1872-1948).

Jesus of the Scars

If we have never sought, we seek Thee now;
Thine eyes burn through the dark, our only stars;
We must have sight of thorn-pricks on Thy brow;
We must have Thee, O Jesus of the Scars.

The heavens frighten us; they are too calm;
In all the universe we have no place.
Our wounds are hurting us; where is the balm?
Lord Jesus, by Thy Scars we claim Thy grace.

If when the doors are shut, Thou drawest near,
Only reveal those hands, that side of Thine;
We know today what wounds are; have no fear;
Show us Thy Scars; we know the countersign.

The other gods were strong, but Thou wast weak;
They rode, but Thou didst stumble to a throne;
But to our wounds only God’s wounds can speak,
And not a god has wounds, but Thou alone.

Sunday, April 10, 2011

Preaching

Sekelompok orang suka mendengar khotbah yang mengajak berpikir, kelompok lain suka pada yang ringan dan lucu. Khotbah yang membentak-bentak attract orang di suatu tempat, khotbah yang kalem di tempat lain. Tidak ada satu gaya khotbah yang cocok untuk semua orang sebagaimana tidak ada pakaian one size fits all.

Tugas utama kita pengkhotbah bukan attract atau mengumpulkan orang, melainkan memberitakan kabar baik dengan setia. Ukuran jemaat bukanlah batu uji kesuksesan seorang pengkhotbah atau pendeta. Kerapkali besar-kecil ukuran jemaat hanya buah dari keadaan sosial-kultural tertentu. Itu something that's given, not earned.

Tuesday, March 29, 2011

Pemimpin atau pengikut

Banyak orang kepingin menjadi pemimpin. Orang-orang yang hari ini berada di bawah kontrol atau kekuasaan orang lain, bukannya tidak berminat memimpin. Kalau ditawari, ya nggak nolak.

Mengapa kita kepingin menjadi pemimpin? Sederhana, karena kita pikir menjadi pemimpin itu penting. Jadi sebenarnya yang kita inginkan adalah menjadi orang penting. Dipandang, dihargai, dilihat sebagai orang penting. Itulah yang kita inginkan. Padahal jika kita cermati baik-baik, sebuah perubahan terjadi tidak tergantung dari sang pemimpin, melainkan dari sang pengikut. Mari kita saksikan dulu video klip ini.

Monday, March 7, 2011

Berkhotbah dalam kelemahan

Pengalaman saya berkhotbah pada satu jemaat hampir setiap hari Minggu selama hampir 5 tahun berturut-turut, membuat hati saya berpekik "amen" ketika membaca kisah John Stott di bawah ini. Persiapan khotbah yang baik - dengan banyak berdoa, mendengar, dan membaca - seringkali memang membawa hasil yang baik. Saya bisa merasakan itu. Tetapi persiapan khotbah yang kurang baik, atau yang saya rasa tidak cukup baik, kadang-kadang masih juga membawa hasil yang baik. Ada saja orang yang sehabis kebaktian datang pada saya mengucap terima kasih karena khotbah saya telah berbicara dan menolong ia dalam kebingungan. Padahal saya merasa tidak begitu siap waktu itu. Kok bisa ya? Jawabnya, intervensi Roh Kudus. Okay, without further ado, berikut kisah John Stott. Judulnya: John Stott Discovers God's Power in His Weakness.

Friday, March 4, 2011

Seminary and Bible College scholarship

Going to Seminary is expensive. On top of that, finding a scholarship can be really difficult. That's why I was so excited to find this Seminary Scholarship website today. Not only are they giving away a $1,000.00 scholarship and a digital theological library, all I had to do to apply was watch a short video and answer a few questions! It took less than 15 minutes. What is best of all is that if you're in seminary and apply for the Seminary Scholarship, and put my name as the person who referred you, if you win the scholarship, so do I! We could both get a $1,000.00 scholarship and digital theological library. So, do us both a favor and go apply for the Seminary Scholarship today.

Monday, February 14, 2011

Kesehatan (health) dan kesembuhan (healing) dalam pelayanan Yesus























Perbedaan antara curing dan healing:
Curing adalah kesembuhan fisik semata.
Healing adalah kesembuhan utuh-menyeluruh, tidak terbatas pada kesembuhan fisik. Untuk menjelaskan healing Alkitab seringkali memakai kata ‘keselamatan’ atau ‘shalom.’

Kasus:
1. Orang kusta (Lukas 17:11-19)

Tuesday, February 8, 2011

Efek Zeigarnik

Penasaran. Siapa dari kita yang tidak suka penasaran? Kalau kita menonton film seri Korea, atau membaca novel Charles Dickens, kita suka penasaran, bukan? What's the next? Lalu, dengan penasaran kita tungguin seri berikutnya.

Dari pengalaman ini sebenarnya kita dapat memetik sebuah pelajaran. Penasaran adalah modal untuk menyelesaikan suatu tugas. Ini ternyata sudah diteorikan oleh seorang psikolog berkebangsaan Rusia bernama Bluma Zeigarnik. Teorinya diambil dari nama belakangnya sendiri, efek Zeigarnik.

Seorang waiters, misalnya, bisa mengingat pesanan begitu banyak, mondar-mandir dari satu meja ke meja lain. Tapi persis setelah pesanan diantar, ia lupa semuanya. Teori ini mengatakan

Monday, January 31, 2011

Edwards mengenai orang-orang munafik

Jonathan Edwards, Religious Affections, hal. 177.

Orang-orang munafik bersukacita akan diri mereka sendiri ... apa yang menyukakan hati mereka bukanlah kemuliaan Allah, atau keindahan Kristus, melainkan keindahan pengalaman mereka sendiri. Mereka berpikir dan berbicara pada diri sendiri, Oh, alangkah baiknya pengalaman ini! Betapa hebat penemuan ini! Sungguh ajaib hal-hal yang kujumpai itu! Mereka menaruh pengalaman mereka di tempat Kristus, menggantikan keindahan dan kepenuhanNya.

Thursday, January 27, 2011

Edwards tentang mengasihi Allah

Jonathan Edwards, The Religious Affections.
“… the exercises of true and holy love in the saints arise in another way. They do not first see that God loves them, and then see that He is lovely, but they first see that God is lovely, and that Christ is excellent and glorious, and their hearts are first captivated with this view, and the exercises of their love are wont from time to time to begin here, and to raise primarily from these views; and then, consequentially, they see God’s love, and great favour to them. The saint’s affections begin with God; and self-love has a hand in these affections consequentially and secondarily only.

Tuesday, January 18, 2011

Tim Keller on Daily Prayer

Dari blog Tim Keller.

There are three kinds of prayer I try to find time for every day - meditation (or contemplation), petition, and repentance. I concentrate on the first two every morning and do the last one in the evening.

Monday, January 17, 2011

Heidelberg Catechism

Baru hari ini saya tahu bahwa Heidelberg Catechism bisa di-rap-kan pula. Lihat deh!

Friday, January 14, 2011

What would Billy Graham do differently?

Bulan Januari di IRECT dicanangkan sebagai bulan doa. Jadi, saya mencoba untuk sering-sering mengirim encouragement kepada Jemaat agar berdoa. Salah satu encouragement saya peroleh dari wawancara dengan Billy Graham mengenai hidup dan pelayanannya. Selamat menyaksikan.



Pendeta Billy Graham adalah seorang pengkhotbah dan penginjil terkenal abad 20. Saya mengaguminya sebagai teladan hamba Tuhan yang rendah hati. Sekarang ia telah mencapai 92 tahun; istrinya Ruth telah lebih dahulu meninggalkannya. Dalam usia selarut itu, apa yang akan ia ceritakan mengenai kehidupan dan pelayanannya? Pewawancara bertanya, jika ia bisa mengulang hidupnya, what would he do differently? Jawab Billy, "I want to study more, pray more, travel less, and take less speaking engagement. I'd spend more time for meditation and prayer and just telling the Lord how much I love him, and adore him, and looking forward to the time we will spend together for eternity."

Tuesday, January 11, 2011

Berdoa tanpa henti














Berdoa tanpa henti (pray without ceasing) tak terpikirkan dan karenanya tak mungkin dilakukan tanpa pemahaman yang benar akan doktrin inkarnasi. Allah yang sudi menjadi manusia (flesh) dan tinggal bersama kita dalam details kehidupan kita. Apakah berdoa tanpa henti berarti kita tidak lagi bekerja? Berdoa tanpa henti tidak berarti kita harus senantiasa memisahkan diri dari kegiatan sehari-hari. Apakah berdoa tanpa henti berarti kita semua harus menjadi monk, meninggalkan dunia ini dan berdoa saja? Tidak. Berdoa tanpa henti adalah panggilan bagi semua orang percaya. Berdoa tanpa henti dimaksudkan untuk dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tuesday, January 4, 2011

You're beautiful

You're beautiful by Phil Wickham is truly beautiful. It's beautiful primarily because it's singing Jesus' incomparable beauty. Here is my first post in 2011, a worship song. May it be my dream come true: More enjoying HIS beauty.