Friday, September 16, 2011

Kumpulan cerpen banget (1)

Termangu menatap senja
Ia hanya bisa berharap kalau suatu hari tunangannya pulang, amplop berisi senja itu dapat ia tunjukkan padanya.

Pengunjung Gereja
Lelaki culun itu duduk di paling pinggir baris ketiga dari depan. Tertunduk saja seperti sedang membaca sesuatu. Namun setiap kali pengkotbah itu membuka mulutnya menebar kata-kata, ia menangis, dan air matanya coba dihapusnya dengan sapu tangan kumal yang ditarik dari saku bajunya. Di tengah kotbah ia berdiri dari tempat duduknya, lalu pergi keluar begitu saja. Jalannya terseok-seok dan sejak itu aku tak pernah melihatnya lagi…

Mustang
Mobil mustang berwarna hitam yang diparkir di samping mobilku itu selalu bersih dan mengkilap even di musim salju seperti ini. Kemarin kulihat pemiliknya dengan senyum yang angkuh – bibirnya dimiringkan – masuk ke mobil itu. Pergi entah ke mana. Kira-kira pukul 11 pagi, aku ngintip ke luar lewat jendela. Jalan di depan rumah becek oleh salju yang sebagian lumer dan bercampur tanah. Dan mobil-mobil yang nongkrong di tempat parkir depan rumahku kotor-kotor, the kill and the kummel semuanya. Tak lama kemudian, mobil mustang berwarna hitam itu datang. Kulihat putaran roda-rodanya menepak-nepak lumeran es di jalan. Tapi aneh sekali. Mobil itu tetap bersih dan mengkilap.

Protes
Pernah terjadi di salah satu hari di musim panas tahun lalu, buku-buku dalam rak bukuku melakukan protes. Mereka tak mau lagi diambil lebih-lebih dibaca. Ada yang selalu menghindar ketika mau ditarik. Ada juga yang sengaja menjatuhkan diri ke lantai. Untuk mencari jalan keluar, aku menawarkan jalur dialog. Pakai teknik mendengarkan dan empati yang pernah kupelajari di kampus dulu. Akhirnya aku tahu, permintaan mereka sebenarnya tidak aneh-aneh: cinta yang tak bersyarat.

Makan kitab ini
Sang rasul memandang kitab itu cukup lama. Suara malaikat: makanlah dia! Pelan-pelan ia memamahnya, mulai dari halaman pertama hingga akhir, habis tak bersisa. Lalu sambil menahan serdawanya, ia pun bertanya, “bisa nambah nggak?”

2 comments:

  1. bagus2 fragmennya pa agus! haha

    ReplyDelete
  2. thanks, duncan. kamu juga suka nulis kan ya... jangan berhenti berkarya.

    ReplyDelete