Friday, September 16, 2011

Cermis (Cerita Misteri)

Soeti
Ia merasa amat kehilangan sahabatnya, Soeti, yang baru meninggal akibat bunuh diri. Malam itu ia memijit nomornya pada ponsel.
Halo, Soeti…?
Ya.
Dan mereka pun ngobrol sampai pagi.

Mimisan
Darah menetes dari hidungnya yang mungil. Mula-mula hanya berupa butir-butir merah jatuh menitik. Tapi lama-kelamaan darah itu mengalir dengan deras hingga memenuhi setiap sudut rumahku, menembus ke luar hingga ke jalan-jalan. Dalam sekejap saja kota Etobicoke tergenang darah. Maka Ia pun berenang-renang kegirangan.

Senyum-senyum
Putriku duduk tegak di kursi lab
Menunggu jarum suntik menembus kulitnya
Akhirnya, Cus… darahnya mengalir masuk ke botol
“Oh, my dear, she is smiling,” kata tukang suntik itu.

Aku bertanya:
Kok kamu senyum-senyum sih, emang nggak sakit?
Nggak tuh.

Lalu ia menggigit jari manisnya sendiri
Mengunyahnya seperti sedang makan permen karet
Hingga tinggal separuh, Ia masih saja senyum-senyum.

No comments:

Post a Comment