Tuesday, December 21, 2010

Christmas 2008

Toronto, 25 Desember 2008

Salam dalam kasih Yesus Kristus,

Saudara-i, setahun telah lewat, dan kita kembali merayakan Natal. Bagi beberapa orang Natal telah menjadi season belanja, sibuk, dan pesta. Natal sekarang sulit dipisahkan dari Christmas tree, kartu Natal, Santa Claus, reindeer, snowmen, dan minum egg nog. Tentu saja, tak ada yang salah dengan semua itu. Tapi apa hubungannya kegiatan-kegiatan kita, Santa serta benda-benda itu dengan kelahiran Tuhan Yesus? Mengapa kita menyebut semua itu Natal?

Bukankah Alkitab memberitahukan kita bahwa Natal adalah suatu kabar kesukaan besar? Malaikat Tuhan berkata, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Yesus Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Natal adalah hari kudus oleh karena di hari ini seorang Juruselamat lahir, seorang Mesias yang dinanti-nanti oleh seluruh ciptaan. Seorang Juruselamat yang adalah Tuhan Allah sendiri! Allah telah datang untuk tinggal bersama umat-Nya. Dan bayi kecil yang disusui Maria itu bernama Imanuel – Allah menyertai kita.


















Saudara-i, kisah Natal sedianya bukanlah kisah Santa Claus, melainkan kisah perjanjian, pengharapan, dan kasih yang revolusioner. Sebuah kisah yang mengubah dunia.

Dengan surat ini saya hendak mengajak Saudara-i untuk membawa kembali makna Natal yang sesungguhnya dengan melakukan paling sedikit dua hal ini.

1. Berbakti
Season Natal ialah saat kita menyembah Tuhan secara utuh, mengarahkan hati pada-Nya. Bersyukur atas keselamatan, pemeliharaan, segala berkat dan kasih karunia-Nya atas kita dan alam ciptaan-Nya. Inilah saat kita mengagungkan Dia setinggi-tingginya. Oleh karena itu, janganlah Saudara-i melewatkan kesempatan beribadah di gereja. Ajaklah keluarga dan teman-teman untuk berbakti bersama.

2. Berbagi
Tuhan telah menganugerahkan pada kita hubungan yang dibangun atas cinta kasih. Season Natal adalah saat kita berbagi waktu dengan keluarga dan teman-teman. Waktu itu sangat berharga, dan tak mungkin kita beli di toko. Natal adalah saat yang baik untuk menyurati atau menghubungi orangtua kita. Bermain dengan anak-anak kita. Memanggang cookies sambil menyanyi Christmas carols.

Bagaimana jika hari ini kita memberi telinga dan hati kita untuk mendengarkan orang-orang yang sedang susah dan berduka? Atau, bersama-sama dalam keluarga mendoakan orang-orang yang belum percaya, atau meninggalkan imannya?

Season Natal juga merupakan saat kita berbagi dengan orang-orang miskin dan papa. Bagaimana jika season ini kita peringati dengan berhemat, bukan bermewah-mewah, agar dapat memberi lebih untuk mereka yang berkekurangan?

Baik, sekian dulu dari saya. Akhir kata, selamat Natal, selamat memperingati kelahiran Yesus, Tuhan kita, selamat berbakti dan berbagi. Kiranya Tuhan berkenan atas hidup kita.

No comments:

Post a Comment