Tuesday, May 15, 2012

Penyembahan yang Indah




















Seorang teolog berkebangsaan Skotlandia bernama James Denney pernah berkata, “You show me someone who hasn’t purchased a gift he couldn’t afford for someone he loves and I’ll show you someone who isn’t fit for the Kingdom.” Apa maknanya? Mengapa tidak fit for the Kingdom of God?

Buat saya ini:

Kita tak punya cukup uang atau waktu atau tenaga untuk membeli sebuah gift, namun karena rasa syukur di hati sudah meluap dan mendesak-desak, kita lakukan pula, dan kita persembahkan gift itu pada seseorang yang sungguh kita cintai. Ketika itu kita tak memerlukan kata-kata untuk menjelaskan perbuatan kita. We better be quiet, don’t spoil it. Perbuatan itu telah berbicara jauh lebih keras, jauh lebih banyak dari kata-kata yang dapat terucap.

Ingat persembahan perempuan tak bernama dalam Injil Markus 14:3-9.

Lalu mengapa Denney mengaitkannya dengan “fitting for the Kingdom?” Ya, karena Kerajaan Allah tak lain adalah Kerajaan Syukur. Hanya perbuatan yang lahir dari syukur yang fit bagi KerajaanNya.

Logika syukur berbeda dari logika akal sehat. Ditinjau dari logika akal sehat, pemberian perempuan itu jelas-jelas merupakan pemborosan, tidak pakai perhitungan, bodoh. Akan tetapi ditinjau dari logika syukur, melampaui kaidah akal sehat, pemberiannya justru merupakan tindakan yang indah. Dan bila dipersembahkan pada Tuhan, pemberian itu merupakan wujud penyembahan yang indah.

Apakah Tuhan tak layak menerima pemberian yang ”boros” dari kita? Tidakkah Tuhan sendiri telah memboroskan diri-Nya bagi kita?

No comments:

Post a Comment