Thursday, April 19, 2012

Why go to church

Video singkat yang nanti bisa Anda saksikan memuat Q-A (Canadian bilang, "Q-Eh.") dengan Marva Dawn, salah satu teolog favorit saya. Dalam observasinya, Dawn menemukan bahwa orang Kristen sendiri, entah sadar atau tidak, telah memisahkan penyembahan dari pelayanan. Kita sering bilang, "Ini hari Minggu, saya mau pergi ke gereja." Menurut Dawn, itu BAD THEOLOGY. Dan jika kita speak bad theology, kita live bad theology. Kita pergi ke gereja, participate dalam kehidupan gereja, merasa sebagai gereja, hanya 1 minggu sekali. Sudah itu kita kembali seperti sediakala, menjadi dunia: berpikir seperti dunia, berlaku seperti dunia. Keadaan kita perburuk dengan motivasi mencari hiburan (music, songs, sermon) dalam kebaktian. Kalau tidak dapat di sini, kita cari di tempat lain.

Kawan, kita adalah gereja yang terpanggil untuk tinggal dan berkarya dalam dunia. Untuk apa kita pergi ke gereja? Kita berbakti dalam gereja untuk dibekali dan dikuatkan agar kita siap menjadi gereja sepanjang minggu di mana kita berada.

Hal lain yang menarik dalam video tersebut, Dawn berpendapat bahwa part of the problem adalah kita tidak memahami benar arti Sabat. Sabbath day is like community day. Hari yang penuh gembira dan sukacita. Hari kita dapat dengan bebas saling memberi, melayani, membantu, enjoy sharing tanpa perlu curiga atau takut dimusuhi. Dengan begitu, kita mengalami rest/istirah dari Tuhan. 

Tentu kita tahu, Sabbath rest bukan berarti tidak boleh kerja apa-apa. Sabbath rest berarti hidup bebas dari perbudakan, dari our addictions, dari fear, atau anxiety. Bangsa Israel telah dijajah dan diperbudak di Mesir selama lebih dari 400 tahun. Maka setelah dibebaskan, Tuhan memerintahkan bangsa ini menguduskan hari Sabat. Tujuannya tidak lebih supaya mereka mengalami pembebasan dari perbudakan Mesir and hidup gratefully. 

Challenge bagi kita, bagaimana kita melaksanakan Sabat di hari Minggu dengan joyful, grateful, bukan dengan perasaan dibebani dan frantic? Mungkin yang pertama-tama perlu kita lakukan adalah meninggalkan jauh-jauh sikap/mentalitas konsumeristis dalam bergereja/berbakti. Mentalitas sejenis terwakili pertanyaan ini: Bisa dapat apa saya di sini/hari ini? Oh, that's a bad, bad mentality.

Selanjutnya, silakan Anda saksikan sendiri:

No comments:

Post a Comment