Friday, January 20, 2012

Pelajaran Berpuasa

Sebenarnya saya memulai disiplin abstinence (berpantang) sejak Lent tahun lalu. Buahnya adalah berat badan saya turun 12 kilo - dari 100 kilo hingga 88 kilo. Sejak itu saya belajar untuk makan tidak berlebihan (diet) dan berolah raga secara regular. Kemarin dan hari ini (in process) saya mulai lagi berpuasa. God willing, saya hendak melakukannya setiap minggu.

Berpuasa atau berdiet
Dari pengalaman pribadi, saya menemukan perbedaan antara berpuasa dan berdiet. Dalam berdiet saya menahan diri dari makan dan minum secara berlebihan, tapi tidak dari hal-hal lain. Artinya, saya masih melakukan apapun yang saya sukai tanpa limit. Saya tidur larut hingga pukul 2 pagi, kadang malah lebih. Saya main game, facebook-an, browsing selama berjam-jam, nonstop.

Dalam berpuasa, saya memusatkan perhatian pada Tuhan, membuka hati selebar-lebarnya untuk mendengar sapaan dan panggilan lembut-Nya. Jam makan saya ganti dengan jam doa. Saya berdoa syafaat bagi beberapa anggota Jemaat, dan pergumulan saya sendiri. Dalam berpuasa, saya peka terhadap waktu, oleh karena saya tidak ingin hal-hal yang tak penting (junk) mengganggu saya berelasi intim dengan Tuhan. Ya, dalam arti tertentu, berpuasa dapat juga dilihat sebagai berpantang makan ’junk food’ dengan hanya mengasup ’heavenly healthy food.’

Disiplin
Bagi saya, disiplin berpuasa penting, terutama bagi pelayan-pelayan Tuhan. Berpuasa mengingatkan kita akan apa atau siapa yang sesungguhnya memuaskan hati kita. Berpuasa bertujuan untuk membebaskan diri kita dari belenggu keinginan-keinginan daging dan mata yang tanpa terasa telah mendominasi tubuh, pikiran, dan imajinasi kita. Berpuasa juga meringankan hati kita untuk melayani Tuhan dan sesama kita.

Tidak bisa tidak, berpuasa harus dibedakan dari diet. Berpuasa adalah sebentuk doa - berdoa secara intensif, ekspresi kebergantungan total kepada Tuhan.

No comments:

Post a Comment