Berikut ini diskusi dengan Pak Armin tentang Rev. Park Yong Gyu yang konon pernah diangkat ke surga dan neraka.
Armin:
Dear Pak
Agus,
Ini linknya
kesaksian Rev. Park Yong Gyu, semoga bermanfaat.
Salam,
Armin
Saya:
Kalau boleh
saya bersaran, adalah lebih baik Pak Armin dan Ibu Susan belajar dari Bible
Study IRECT daripada dari youtube. Sungguh, Pak Armin sendiri tahu, terlalu
banyak yang kita bisa lihat dari youtube: yang benar, yang miring, semua ada.
Lalu bagaimana kita discern, membedakan yang benar dari yang salah?
Kesaksian-kesaksian
seperti ini tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hari-hari ini
memang banyak orang menulis buku dan bercerita di mana-mana tentang pengalaman
ke surga dan neraka, lalu pulang lagi. Di Indonesia ada yang sampai terkenal,
mungkin Pak Armin ingat, Pariadji.
Kesaksian-kesaksian
mengenai pengalaman pribadi tidak pernah boleh menjadi pegangan kita memahami
Alkitab. Semestinya kebenaran Alkitab yang menjadi terang untuk membaca/mengerti
pengalaman kita.
Ide bahwa
Tuhan memanggil org ke surga lalu kembali dan memanggil org itu untuk share
pengalamannya supaya dapat membangkitkan iman kita adalah exact opposite dari
apa yang Tuhan kehendaki dari kita. Tidak ada alasan kita
memakai kesaksian pribadi org mengenai surga untuk membuktikan apakah
surga itu real atau neraka itu real. Alkitab menjanjikan berkat pada mereka
yang tdk melihat namun percaya. Pengharapan kita tdk terletak pada cerita
seorang pendeta atau siapapun dia yg mengatakan bahwa ia telah tour ke surga;
pengharapan kita ada pada Yesus Kristus, Allah yg dng murah hati telah
menyatakan diri-Nya pd kita dalam Alkitab. Iman adalah percaya bhw apa yg
Allah katakan dalam Alkitab adalah ya dan amin tanpa error.
Saya mohon
dengan sangat agar Pak Armin berhati-hati dengan ajaran seperti ini karena jika
kita baru percaya penuh pada apa yang Alkitab ajarkan ketika kita menerima
semacam verifikasi dari luar Alkitab, misalnya kesaksian
manusia, maka kita sedang dishonoring God.
Kiranya
Tuhan berbelas kasihan dan menolong kita.
In Christ
alone,
Agus Sadewa
Untuk selanjutnya
respon saya berikan per paragraph.
Saya:
Dear Pak Armin,
Reply saya
di bawah ya!
Armin:
Dear Pak
Agus,
Saya setiap
kali melihat video atau membaca artikel atau buku selalu saya pandang dari kaca
mata Alkitab. Tidak sebaliknya. Saya setuju dengan Pak Agus. Tentang Pariaji
saya malah belum pernah mendengarnya sama sekali. Kalau bapak mau membagikan
kesaksian Pariaji juga boleh. Paulus juga pernah mengalami pengalaman ke sorga
dan kembali lagi ke bumi. Dan saya anggap itu real.
Saya:
Saya juga
membaca pengalaman Paulus itu real. Selain Paulus, Yohanes di Patmos. Tapi
mohon Bapak bisa membedakan wahyu Yohanes dengan turisme ke surga ala Rev. Park
dan lain2nya. Yohanes menutup kitab Wahyu dng ini: “I warn everyone who hears
the words of the prophecy of this book: if anyone adds to them, God will add to
him the plagues described in this book, and if anyone takes away from the words
of the book of this prophecy, God will take away his share in the tree of life
and in the holy city, which are described in this book” (Revelation 22:18-19).
Yohanes dng jelas menegaskan bhw kitabnya ini menutup wahyu Allah dlm Alkitab.
Membandingkan wahyu Yohanes dng pengalaman Rev. Park sama dng membandingkan
kwaci dng kapal tampomas. :D
Pengalaman
Paulus juga tdk boleh disamakan dng pengalaman Rev. Park:
1. Paulus
tdk tahu apakah pengalamannya sebuah visi atau sesuatu yg terjadi secara
bodily. Tapi bagi Rev. Park, ia benar2 mengalami surga. Btw. bagi Pak Armin,
surga itu apa? Apa yg Alkitab ajarkan mengenai surga? Pengharapan akhir kita
bukan surga, tapi langit dan bumi yg baru. Dan itu belum terjadi. Kita masih
menantikan kejadiannya hingga Tuhan datang kembali ke dunia. Apa yg digambarkan
Rev. Park sepertinya sesuatu yg akan terjadi di langit dan bumi yg baru -
walaupun deskripsinya tdk biblical pula.
2. Paulus
berkata bhw ia menahan diri untuk tdk mendiskusikan apa yg ia lihat dan apa yg
ia alami, tapi Rev. Park malah disuruh menceritakan segala sesuatu yg ia alami.
Perhatikan bagaimana Paulus menceritakan pengalamannya; ia bahkan tdk refer
dirinya secara langsung (2 Korintus 12). Pengalaman Paulus suggest
bhw jika kita memang punya pengalaman serupa, reaksi yg humble dan benar
adl menjaganya tetap rahasia antara dirinya dan Tuhan.
Daripada
membahas atau menjadikan pengalaman Rev. Park instruction bagi kita,
bukankah jauh lebih bermanfaat kita mempelajari Firman Tuhan, Pak Armin? Tuhan
sendiri telah memberi Firman-Nya untuk menjadi pelita bagi kaki kita, bukan
pengalaman seorang Rev. Park.
Armin:
Pengharapan
saya hanya pada Yesus, satu-satunya jalan keselamatan. Tidak ada jalan lain.
Saya banyak bertemu dengan pendeta yang mengatakan Yesus adalah salah satu
jalan keselamatan. Saya pandang itu adalah sesat. Kalau orang
ada yang menganggap pandangan saya ini ekstrim, itulah yang saya yakini dan
saya pegang teguh.
Saya:
Setuju! Itu
tdk extreme, tapi benar.
Armin:
Pdt. Park
Yong Gyu adalah dari Conservative Presbyterian church. Dia menolak dan
menganggap tidak benar cerita2 tentang sorga dan neraka. Persis sependapat
dengan Pak Agus. Sampai suatu ketika dia mengalami sendiri dan dia berubah
total. Hatinya diperbaharui sampai mampu merelakan menjual seluruh asetnya yang
benilai US$ 150 juta untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Dia tidak mencari uang
dengan pengalamannya itu, malah membuang uangnya.
Saya melihat
cerita itu sesuai dengan Alkitab, tetapi tidak sesuai dengan doktrin
Reformed/Calvinist, sedangan dipandang dari Karismatik dan Pantekosta cerita
itu sesuai dengan doktrin mereka. Jadi saya tidak berani mengatakan bahwa
ceritanya tidak benar atau error dari kaca mata Allah.
Ya begitu
Pak Agus, nanti kita sambung lagi di email yang lain.
Salam,
Armin
Saya:
Saya tidak
menolak kebenaran adanya surga dan neraka, Pak Armin. Alkitab
sendiri menyatakannya. Saya menolak cerita pengalaman orang yg
pernah ke surga dan neraka. Persis karena cerita tsb tidak biblical, tdk
dpt dipertanggungjawabkan. Kalaupun ada poin2 yg nyerempet benar, tdk boleh
menjadi standar atau guidance bagi hidup kita. Karena titik berangkatnya
sdh keliru. Saya percaya org bisa mengalaminya, tapi tidak lagi, setelah
Tuhan memberikan kita Alkitab sebagai satu2nya standar hidup tertinggi. Soal
perubahan hidup Rev. Park, saya terkesan. Tapi seseorg tdk perlu mengalami itu
dulu baru berubah secara radikal. Ada berjuta-juta org Kristen yg martyr bagi
Kristus, namun yg belum pernah mengalami apa yg dialami Rev. Park. Apakah
ini tidak lebih mengesankan, Pak Armin?
Kalau
begitu, kalau cerita Rev. Park memang biblical, marilah kita bahas satu-satu.
Mohon Pak Armin beritahu saya apa yg biblical dari kesaksian Rev. Park. Kita
mulai dari sana. Tidak perlu kita main label Reformed atau Karismatik
deh. Lebih baik kita kembali pada Alkitab, mencoba memahaminya.
Blessings,
Ps. Agus
No comments:
Post a Comment