Hari ini, 31 Oktober 2012, kembali kita merayakan Hari Reformasi dan Halloween. Hari Reformasi merupakan salah satu hari besar gereja Protestan, tapi Halloween, apa hubungannya dengan gereja?
Banyak orang Kristen masih bertanya, “Apakah boleh kita ikut merayakan Halloween?”
Jawab saya, boleh saja, asal dengan pengertian yang benar.
“Halloween” sebenarnya merupakan singkatan dari All Hallows’
Eve – Hallow even – Hallow e’en – Halloween. Hallow sendiri merupakan kata lain
dari holy, kudus. Ingat Doa Bapa Kami dalam bahasa Inggris, “Hallowed be Your
Name,” artinya “Dikuduskanlah Nama-Mu.”
Sehari setelah All Hallow’s Eve, 1 November, diperingati
sebagai All Saint’s (Hallow’s) Day. Hari tersebut merupakan perayaan atas
kemenangan orang-orang kudus dalam Yesus Kristus (Union
with Christ). Jadi, kita lihat sedianya All Saints Day tak ada urusannya dengan
ritual/kegiatan penyembahan setan-setan.
Ide perayaan Halloween sederhana. Pada 31 Oktober, roh-roh
jahat mengerahkan segenap kekuatan mereka untuk merebut kemenangan, namun gagal
oleh sukacita kemenangan orang-orang Kudus. Untuk menyatakan kekalahan mereka,
kita menertawai dan mengejek mereka. Mengapa mengejek? Karena Iblis telah kalah
dalam perang melawan Yesus, dan ia tak lagi berkuasa atas kita. Iblis tak lagi
menakutkan kita!
Dalam Perjanjian Baru, kita membaca, peperangan kita “bukanlah
melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan
penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan
roh-roh jahat di udara” (Efesus 6:12). Kita percaya bahwa dengan iman, doa, dan
ketaatan, orang-orang kudus milik Allah akan memenangkan peperangan melawan segala
kuasa gelap.
Maka, kekalahan kuasa jahat dan gelap berkait dengan
Halloween. Untuk itulah, Martin Luther memasang 95 dalilnya pada hari Halloween
demi untuk mereformasi gereja yang telah terjebak oleh tipu muslihat
iblis, dan menyesatkan umat. Ia sengaja memilih hari Halloween, saya kira, karena
pada hari itulah umat berkumpul untuk berbakti di chapel sehingga ada peluang bagi para teolog
atau rohaniwan yang umumnya mengerti Latin membaca selebaran tersebut. Sejak itu
gereja-gereja Protestan merayakan Halloween sebagai hari Reformasi.
Sebagai penutup, mari renungkan sepotong kutipan dari seorang
teolog Reformed Belanda, Herman Bavinck, The Christian Family, yang terbit di
tahun 1908.
All good, enduring reformation begins with ourselves and takes its starting point in one’s own heart and life. If family life is indeed being threatened from all sides today, then there is nothing better for each person to be doing than immediately to begin reforming within one’s own circle and begin to rebuff with the facts themselves the sharp criticisms that are being registered nowadays against marriage and family. Such a reformation immediately has this in its favor, that it would lose no time and would not need to wait for anything. Anyone seeking deliverance from the state must travel the lengthy route of forming a political party, having meetings, referendums, parliamentary debates, and civil legislation, and it is still unknown whether with all that activity he will achieve any success. But reforming from within can be undertaken by each person at every moment, and be advanced without impediment.
Dan sebagai kenang-kenangan hari Reformasi, silakan Anda
mengunduh (download) kuliah R.C. Sproul mengenai Luther dan Reformasi tanpa
dipungut bayaran alias gratis. Jangan lewatkan, tawaran ini mungkin hanya berlaku untuk hari ini: ligonier.
No comments:
Post a Comment