Friday, June 3, 2011
Percikan permenungan: Cinta
Cinta yang sakit membuat sang pencinta merendahkan, membenci, menafikan orang lain.
Sebagai manusia biasa mencintai seseorang itu wajar, tapi kalau cinta kita membutakan, dan kita tak bisa lagi menemukan keterbatasan-falibilitas orang yang kita cintai, maka sebenarnya cinta kita telah berubah menjadi kegilaan. Tak heran, ada orang nekad membunuh orang lain, termasuk dirinya sendiri, demi nama cinta.
Meskipun telah diberitahu, alih-alih berubah haluan, orang fanatik justru menambah kecepatan.
Cinta Yesus menyanggupkan kita mencintai siapapun tanpa terkecuali. Hal ini mungkin karena cinta yang kita terima darinya menjelma sebagai mata air cinta, mengisi ruang-ruang kosong dalam hati kita hingga penuh dan meluap keluar tak terbendung.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment